Ngawi- Bumi
orek-orek atau Kabupaten Ngawi yang terletak di provinsi Jawa timur paling barat ini meski berpridikat
Kabupaten yang sangat kecil namun menyimpan beragam budaya yang sangat
potensial dan sudah terkenal seantero dunia. Mulai dari tempat-tempat wisata
dan seni budaya yang asli milik Ngawi, kalau untuk tempat wisata yang layak untuk di kunjungi ada Air Terjun Pengantin, Air Terjun
Suwono, Air Terjun Srambang, Perkebunan Teh Jamus, Waduk Pondok, Waduk Sangiran,
Benteng Pendem (van den bosch), Taman Wisata Pemandian Tawun yang terkenal dengan budaya
nyadran Keduk Beji, Alas Ketonggo Srigati, Umbul Jambe dan yang sangat menonjol dan
menjadi icon Kabupaten Ngawi Museum Trinil serta masih banyak lagi tempat
wisata Ngawi yang belum tersentuh publik dan sangat potensi untuk di gali serta
di lestarikan.
Museum
Trinil, Kedunggalar, Ngawi, Jawa Timur, Indonesia. Museum Trinil atau
Kepurbakalaan Trinil terletak di Dukuh Pilang, desa Kawu, Kecamatan
Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Berjarak 14 km dari Kota Ngawi ke arah
Barat Daya, pada km 10 jalan Raya Ngawi, Solo. Ada pertigaan belok ke
arah Utara. Sepanjang 3 km perjalanan baru sampai pada museum Trinil.
Letaknya sendiri di pinggiran kali Bengawan Solo, dan layaknya
situs-situs kepurbakalaan yang ada di tanah air memang cenderung di
pinggiran sungai. Seperti halnya situs Sangiran atau situs Sambung Macan
Sragen juga di Bantaran Sungai Bengawan Solo.
Di sebelah Barat Daya di halaman museum terdapat bangunan berupa monumen
yang didirikan oleh Eugene Dubois yang pertama kali menemukan situs ini.
Di monumen itu dituliskan angka tahun pertama kali penemuan fosil
manusia purba yang diberi nama Pithethropus Erectus di samping manusia
purba di dalam museum sendiri juga banyak ditemukan berbagai macam fosil
binatang purba, yang paling terkenal adalah ditemukan gading gajah
purba yang sangat besar jika dibandingkan dengan ukuran gading gajah
biasa. Manusia purba ini diperkirakan berada pada zaman pleistosin
tengah atau satu juta tahun yang lalu.
Untuk melestarikan dan mengenalkan ke public terutama generasi penerus, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Ngawi di setiap hari minggu mengadakan
pagelaran Wayang Kulit Dalang cilik di
Aula Pendopo Museum Trinil tersebut.
Minggu (13/10/2013) media ini menelusuri lebih detail semua kawasan museum
Trinil , mulai dari luar dan dalam lokasi museum tersebut memang sangat potensi serta strategis dan
perlu pembenahan serta pelebaran wilyahnya baik dari tempat parkir, di tambah
arena bermain anak-anak, mungkin bisa di adakan kebun binatang serta stan-stan makanan
khas Ngawi ataupun produk-produk asli buatan Ngawi.
Menengok lebih dalam
Museum Trinil tersebut media ini sangat
tercengang dengan kondisi plafon atapnya yang mulai rapuh serta banyak yang
sudah jebol sangat membahayakan baik pengunjung maupun fosil-fosil di bawahnya,
yang perlu di waspadai jika musim hujan tiba kalau sampai bocor gentengnya.
Sangat di harapkan dari Dinas terkait untuk memperhatikan masalah ini jangan
sampai hal-hal yang tidak di inginkan terjadi apalagi belakangan ini maraknya
pencurian benda-benda purbakala di Museum.
Untuk menjaga dan melestarikan cagar budaya Nasional ini
butuh peran serta semua lapisan masyarakat bukan hanya dari Dinas Pariwisata,
Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga terkait kebersihan, keamanan serta keramah
tamahan warga Ngawi yang menjadi ciri khasnya yang selalu menjunjung tinggi nilai kebersamaan kegotong
royongan. (Byaz)
Posting Komentar