CREW MEDIA ONLINE BYAZ SURYA DJAGAD YANG TIDAK MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISNYA AKAN DI HAPUS DARI DAFTAR ANGGOTA.
Home » » Pertemuan Dua Insan Berbeda Alam

Pertemuan Dua Insan Berbeda Alam

Written By Byaz.As on Sabtu, 01 Februari 2014 | 10.00

Suryajagad.com Tuban - Sabtu malam minggu saat ini.Malam yang ditunggu-tunggu oleh kawula muda. Bersama dengan lima orang teman sekost yang sama-sama lagi jomblo, aku pergi menghabiskan malam minggu di sebuah mall. Sekitar pukul setengah tujuh malam kami berangkat dengan naik angkot. Karena letak mall yang kami tuju dekat dengan rumah kakakku maka kami mampir sebentar ke sana setelah itu baru kami pergi ke tempat tujuan. 

Suasana begitu ramai di mall,maklum malam minggu. Dewi salah seorang teman sekost mengajak melihat aksesoris. ”Yuk,lihat aksesoris d sebelah sana,kelihatannya bagus-bagus,” kata Dewi. “Ayo,” serempak kami semua setuju. Sedang asyiknya kami melihat-lihat aksesoris tiba-tiba Intan menggamit lenganku. “Rin, ke toilet sebentar yuk, kebelet nich,” kata Intan dengan wajah memelas. Aku jadi tersenyum melihat wajah Intan yang melas itu. ,”Ayok” kataku sambil mengikuti langkahnya. “Hey,mau kemana kalian?” teriak Laras ketika melihat aku dan Intan berjalan menjauhi mereka. “Nyari toilet,” teriak Intan gak mau kalah. ,”Tan,emang ini di hutan apa pake teriak-teriak segala,”kataku karena melihat ada beberapa orang yang melihat ke arah kami. 

Setelah muter-muter mencari akhirnya ketemu juga toilet yang kami cari. Sambil menunggu Intan yang ada di dalam toilet,aku melihat-lihat sekeliling. “Tumben sepi amat yach ini lorong,”batinku.”Daripada suntuk main hp ah,Intan juga lama amat,ngapian aja tuch di dalam” kataku dalam hati.” Sedang asyiknya aku main hp tiba-tiba ada yang menegurku. ,” Serius amat,sms pacar ya? Sontak aku kaget dan langsung menoleh ke arah datangnya suara.

Tampak seorang pemuda berjaket warna putih,kaos putih dan celana juga warna putih berdiri di depanku,entah sejak kapan pemuda itu ada di situ. “ Apa sih mas,bikin kaget orang aja,untung aku gak punya penyakit jantung,coba kalau aku jantungan,apa gak pingsan dengan sukses aku,” kataku agak sewot. Terus terang aja aku memang paling tidak suka kalau di kageti. Bisa ngomel panjang pendek aku dan teman-teman sekostku semua sudah tahu akan hal itu. 

Pemuda di hadapanku tersenyum melihatku yang agak manyun itu. “Malah senyum-senyum lagi,”kataku tambah sewot. Eh pemuda itu malah tertawa. “Ih malah tertawa,”kataku.Pemuda itu tersenyum. “Maaf,bukan maksudku untuk membuat kamu terkejut. Ehm,kalo boleh tahu kamu sedang apa di sini? “Nyepi,”jawabku sekenanya. “Hahaha,’pemuda itu malah tertawa terbahak-bahak. “Lho kok malah tertawa,dasar orang aneh,” kataku. “ Lha gimana aku gak akan tertawa,jawaban kamu lucu sih. Mana ada orang nyepi kok di depan kamar mandi. “Lha kamu sendiri juga aneh,udah tahu orang di depan kamar mandi,malah ditanya ngapain,”kataku. “ Ya ya ya aku minta maaf dech tapi ngomong-ngomong boleh dong kenalan,” kata pemuda itu sambil mengulurkan tangannya. “ Afrisal,” kata pemuda itu. ,” Arini,’kataku sambil menerima uluran tangannya.

 Kami pun bersalaman. “Ehm kamu lagi nunggu siapa,kok sendirian di sini. Apa kamu tidak takut?,” tanya Afrisal. “ Lagi nunggu teman nich,tak tahu kok udah dari tadi belum keluar-keluar juga dari kamar mandi,lagipula takut apa,ini kan di Mall rame,kalau di kuburan ma baru aku takut” jawabku. “Oh gitu ya,ehm udah coba kamu telpon atau sms belum itu teman kamu?. “ Udah,tapi hpnya gak aktif. “Oooh begitu. Ya tunggu saja kalau begitu, biar aku temani kamu dech,itupun kalau kamu gak keberatan sich” kata Afrisal. Kami pun ngobrol sambil menunggu Intan yang sedang ada di dalam kamar mandi. “Ehm,kamu sering kesini ya?,” tanya Afrisal. “Dulu sich sering apalagi rumah kakakku ada di kampung sebelah mall ini,” kataku. “Oooh begitu,” kata Afrisal. “Ya,tapi sekarang sudah agak jarang-jarang,”. Entah berapa lama kami ngobrol.Lalu Afrisal pamit pulang. “Eh,aku pulang dulu ya,sudah malam nich.Teman-teman kamu pasti udah kebingungan nyari kamu. Afrisal mengulurkan tangannya. “ Sampai jumpa lagi ya,senang dapat bertemu dan berkenalan denganmu. “ Sama-sama,aku juga senang dapat bertemu dan berkenalan denganmu dan terima kasih yach karena kamu sudah berkenan untuk menemani aku” jawabku sambil menerima uluran tangannya “ Ya,sama-sama. Aku pulang dulu yach? Lalu Afrisal melangkah pergi ke arah lain. 

Bersamaan dengan itu tiba-tiba saja ada yang menepuk pundakku. Kontan aku langsung menoleh dan ku lihat Dewi, Andini, Lintang, Putri, dan tak ketinggalan Intan sudah ada di belakangku. “Lho Tan kok kamu sudah bersama mereka sich,aku yang nungguin kamu dari tadi di sini gak melihat kamu keluar. Memang kamu keluar lewat mana?” tanyaku keheranan. 

“Lewat mana,lewat mana,ya lewat pintu non,emang kamu pikir aku bisa ngilang apa,” kata Intan agak sewot sambil menjitak kepalaku. Tentu saja aku jadi meringis dijitak oleh Intan. “Lho kok aku gak ngelihat kamu keluar dari kamar mandi?” tanyaku. “Kamu tuch yang ke mana,aku keluar dari kamar mandi tapi aku gak lihat kamu malah aku ketemu sama mereka,” kata Intan sambil menunjuk ke arah Dewi, Lintang, Andini, dan Putri. “Ya nich kamu tuch ke mana aja sich Ar, di cari-cari dari tadi tapi gak ketemu-ketemu juga,untung kamu gak kami tinggal di sini,” kata Andini menimpali. “Lho, aku kan gak ke mana-mana,dari tadi aku juga di sini nunggu Intan,untung tadi ada yang nemenin aku ngobrol di sini. Kalau nggak,wah bisa lumutan aku karena nunggu Intan yang seabad lamanya ada di kamar mandi. 

“What????,” kata Intan sambil melotot ke arahku. “ Seabad kamu bilang,aku lho di dalam cuma 15 menit,kamunya aja yang gak sabar nunggu,” kata Intan tampak kesal. “Aku keluar,kamu sudah gak ada. Sementara Dewi langsung menjawil pundakku. “Apa Wi?,’ tanyaku. “Eh, kamu tadi bilang ada yang nemenin kamu,siapa?Kami lihat kamu sendirian kok,gak ada siapa-siapa. “Iya,ada yang nemenin ngobrol tadi. “Cowok apa cewek?,” tanya Andini. “Cowok,’ jawabku. Orangnya baru aja pergi waktu kalian ke sini tadi. Sontak ke lima temanku saling pandang. “Ar,jangan ngaco dech kamu.Kami gak melihat kamu ngobrol ma siapa-siapa,” kata Lintang. “Ngaco gimana?Memang tadi aku ngobrol sama seseorang,tuch orange,” kataku sambil menunjuk ke arah Afrisal. Ku lihat Afrisal menoleh ke arahku sambil tersenyum dan melambaikan tangan. Ku balas lambaian tangan Afrisal sambil tak lupa aku juga tersenyum. Afrisalpun menghilang di balik tikungan. 

Ke lima orang temanku yang melihat tingkahku jadi merasa heran. “Ar,kamu melambaikan tangan ke siapa? Kami gak melihat ada orang di sana,” kata Dewi. “Iya Ar,gak ada siapa-siapa di sana,” kata Lintang dan Putri berbarengan. “Ada kok,tuch Afrisal,yang tadi nemani aku,” kataku. “Hah. Teman-temanku tampak kaget. “Udah dech ayo sebaiknya Arini kita bawa ke luar aja dech,bias senewen kita kalau dengar dia cerita yang aneh-aneh lagi,’ kata Intan sambil menggamit lenganku,mengajak pergi meninggalkan lorong kamar mandi. “Ayo-ayo,yang lainpun langsung mengikuti langkahku dan Intan. 

Begitu sampai di luar,aku dan teman-teman langsung duduk-duduk di taman yang ada di depan Mall. Dewi yang masih penasaran dengan peristiwa tadi memilih duduk di sebelahku. “Ar,coba dech kamu cerita siapa yang ngajak kamu ngobrol tadi,” tanya Dewi. “Iya nich Ar,jujur kami penasaran,siapa sich?,” Intan ikut-ikutan bertanya. “Namanya Afrisal,” kataku memulai cerita. Dia muncul begitu saja ketika aku sedang asyik main game di hp sambil nunggu Intan tadi. ,”Orangnya kayak gimana Ar,eh maksudku apa orange ganteng atau jelek,” tanya Andini. 

Teman-temanku yang lain langsung menyambit Andini dengan kulit kacang. Andini hanya nyengir saja. ,”Orangnya sich ganteng,atletis,Cuma yang aku herankan pakaian yang dia kenakan itu lho serba putih,” kataku. “Serba putih gimana Ar?’ tanya Dewi. “Ya serba putih,kaos warna putih,celana warna putih dan jaketnya juga warna putih. “Oooooh,” teman-temanku langsung paduan suara. “Aiiiih cakep sekali yach ini cowok,tapi kok cakep-cakep umurnya pendek sich,pake bunuh diri,” kata Andini yang iseng-iseng membaca potongan koran bekas pembungkus kacang goreng yang ia makan. “Mana Din,?” tanya Dewi dan Putri. “Ini,coba lihat,cakep kan. Dewi dan Putri menerima koran pembungkus kacang goreng itu. Iseng akupun melihat ke arah koran itu dan aku kaget ketika melihat gambar yang ada di koran itu.

 “Hey,gambar itu,coba lihat,” kataku sambil mengambil koran dari tangan Dewi. “Lho ini kan Afrisal,’ kataku. Teman-temanku melihat ke arahku semua. “Maksudmu Afrisal teman ngobrolmu tadi,” tanya Dewi. “Ya,” jawabku. “ Kamu gak salah lihat?” tanya Intan. “Gak lah,ini memang Afrisal,” kataku. Dewi langsung mengambil potongan koran yang ada ditanganku. Dilihatnya lagi gambar yang ada disitu dan di bacanya tulisan yang ada. 

Wajah Dewi tampak tegang. “Kenapa Wi?.” Tanyaku. Dewi diam tak menjawab pertanyaanku. Melihat itu Intan langsung mengambil potongan koran dari tangan Dewi dan langsung membacanya. “Astaqfirullahaladhim,” kata Intan.Wajahnya langsung pucat,melihat hal itu Lintang dan Putri segera menyambar potongan koran dari tangan Intan dan membacanya.Ku lihat wajah keduanya juga tak jauh beda dari wajah Intan,karena penasaran aku segera mengambil potongan koran dari tangan Lintang dan langsung kubaca artikel tentang Afrisal. “Astaqfirullahaladhim, jadi-jadi Afrisal,” seruku tertahan. 

Dalam artikel itu disebutkan bahwa seorang pemuda telah ditemukan meninggal dunia di depan toilet sebuah Mall. Akhirnya diketahui kalau pemuda yang bernama lengkap Afrisal Nugraha itu meninggal karena bunuh diri setelah terlibat pertengkaran dengan kekasihnya.Diperkirakan karena terlalu cinta kepada sang kekasih,Afrisal akhirnya memilih bunuh diri setelah sang kekasih memutuskan jalinan kasih mereka. 

Potongan koran yang berada di tanganku langsung terjatuh dan diambil oleh Dewi. Kemudian Dewi bertanya kepadaku, “ bener Ar,pemuda ini yang tadi ngobrol denganmu di depan toilet tadi?,’. Aku mengangguk. Lintang, Putri, dan Intan langsung memandang ke arahku. “Tapi kan Afrisal sudah meninggal?” kata Intan. “Mana aku tahu kalau dia sudah meninggal,” jawabku. “Sebentar, coba lihat ini koran tanggal berapa,” kata Intan. “Ya pantas saja dia muncul tadi,” kata Intan. “ Emang kenapa Tan?,” tanya Lintang. “Nanti malam genap 40 hari dia meninggal,” kata Intan. “Hah??? Serentak aku, Dewi, Putri, dan Lintang kaget. “Ya Ar,nanti malam genap 40 hari Afrisal meninggal,untung dech kamu gak diajak sama dia hehehe,” kata Intan menggodaku. Karena hari sudah larut maka kamipun akhirnya memutuskan untuk pulang kembali ke rumah kost. 

Sebelum naik ke angkot aku memandang ke arah lantai atas dan sekilas ku lihat ada Afrisal di sana,tersenyum sambil melambaikan tangan ke arahku. Aku hanya mengangguk saja. Lalu aku naik ke dalam angkot. Selama dalam perjalanan pulang aku hanya diam. Aku tak menyangka akan mengalami hal aneh seperti ini. Seumur-umur ini baru pertama kalinya aku mengalaminya dan aku berharap jangan sampai terulang lagi. ,” Udah dech Ar,gak usah diingat-ingat lagi,doakan aja semoga Afrisal tenang di alam sana,” kata Dewi. “Ya Wi ,jujur aku masih gak percaya aja kalau orang yang menemaniku ngobrol tadi ternyata sudah tiada di dunia ini,” kataku. “Semoga arwah Afrisal tenang di alam sana.Amiin.(Yani)
Share this article :

Posting Komentar

 
Penerbit : PT CAKRA BUANA RAYA, Akta Nomor :Kep.Kemenkumham RI No : AHU-0067169.AH.01.09 TH 2009
Copyright © 2011. Surya Citra News.Com - All Rights Reserved
Template MAS TEMPLATE Website Created by BSDJ TV
Proudly powered by Byaz Surya Djagad