Ngawi- Kemarau yang panjang mengakibatkan para petani kebingungan untuk mengairi sawah
mereka , salah satunya Salimun (50) warga Dusun Plang Sidorejo Desa Sidolaju
Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi demi mencari sumber mata air menggali sumur
tuanya yang sudah 4 tahun tidak di pergunakan sedalam 9 meter dengan kedalam
pipanya 114 meter.
Dengan metode
di gali 9 meter tersebut untuk menaruh mesin dieselnya di bawah berharap lebih
dekat dengan mata air namun di luar dugaan sekitar kedalaman 9 meter tersebut
tiba-tiba air menyembur dari dalam tanah dengan derasnya dengan serta merta
buru-buru naik kepermukaan dan menyelamatkan mesin diesel serta para pekerja.
Kejadian
tersebut membuat heran dan kaget petani itu apalagi airnya ada bercak
kehitam-hitaman seperti minyak tanah , ada seseorang yang penasaran lalu
melemparkan korek api ke permukaan air tersebut dan terjadi letusan api yang
sangat besar setinggi 8 meter, insiden itu terjadi pada hari Rabu (18/09/2013)
pukul 12:30 Wib sepontan terjadi kepanikan dan membuat geger warga serta
jadi tontonan ribuan warga sekitar wilayah Desa Sidolaju.
Untuk menjaga
hal-hal yang tidak di inginkan Polsek Widodaren memasang garis pembatas 15
meter dari lokasi kejadian. Sabtu (20/09/2013) rombongan dari Bupati Ngawi Ir.Budi
Sulistiyono beserta jajarannya serta Kapolres Baru AKBP Valentino Tatareda SH,SIK
juga di ikuti semua jajarannya meninjau lokasi kejadian fenomena alam yang
terbesar terjadi di Ngawi. Saat memberikan penjelasan ke semua awak media
Bupati Ngawi yang akrab di sebut mbah Kung tersebut menjelaskan dengan penuh
bijak dan tenang,
“ Pemkab tidak bisa mengatasi hanya bisa
mensosialisasi, seluruh Muspika mencoba mensetirilkan lingkungan dari dampak
semburan gas tersebut yang mengenai tanaman-tanaman pertanian sekitar serta
memberitahu ke pihak PLN karena lokasi kejadian di bawah aliran jalur sutet dan
berharap penjinak semburan gas yang ahli di bidangnya untuk menjinakan semburan
gas api agar tidak semakin melebar karena Ngawi sendiri tidak mempunyai
ahli dalam penjinak gas dan rencananya ESDM Jawa Timur akan meninjau lokasi dan
mecari solusi untuk segera menjinakan semburan gas tersebut,” tegas Mbah kung saat
memberikan keterangan ke semua awak media cetak, Online dan Televisi.
Sementara itu
dari pihak PLN Madiun pengawas jaringan sutet yang di wakili Ari Nurhadi menuturkan
bahwasanya sudah dari Selasa malam memantau di titik lokasi kejadian, “ team
kami dari semalam sudah berjaga-jaga di lokasi untuk memantau semburan api
tersebut, untuk saat ini panas api di titik jalur sutet masih aman sekitar 21
derajat celcius sedangkan di titik api mencapai 670 derajat celcius jika nanti sudah mencapai
40 derajat celcius , kami akan kordinasi dengan pimpinan untuk melakukan langkah-langkah
selanjutnya kemungkinan terbesar akan ada pemadaman karena untuk gardu induk
ada di Kediri dan Pedan Klaten,” jelasnya. (Byaz)
Posting Komentar