Ngawi-Qona'ah : merasa ridha dan cukup dengan pemberian rezeki yang Alloh SWT berikan.
Sifat
qona'ah adalah salah satu ciri sifat yang menunjukkan kesempurnaan
iman, karena sifat ini menunjukkan keridhaan orang yang memilikinya
terhadap segala ketentuan dan takdir Alloh SWT, termasuk dalam hal
pembagian rezeki.
Dalam sebuah hadits disebutkan: Dari Abdullah bin 'Amr bin al 'Ash, bahwa Rosululloh SAW bersabda:
"Sungguh
sangat beruntung orang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rezeki
yang secukupnya dan Alloh menganugerahkan kepadanya sifat qona'ah
(merasa cukup dan puas) dengan rezeki yang Alloh berikan kepadanya."
(HR. Muslim no.1054)
Merasa
puas terhadap apa yang didapatkan akan menjadikan hati menjadi qona'ah.
Dan orang -orang yang memiliki sifat qona'ah akan mudah untuk bersyukur
terhadap segala pemberian dari Alloh SWT.
Dalam sebuah hadits lain juga disebutkan bahwa Rosululloh SAW bersabda:
"Kekayaan
(yang haqiqi) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang
haqiqi) adalah kekayaan jiwa." (HR. Bukhari & Muslim).
Sebenarnya
orang faqir yang sesungguhnya adalah orang yang tidak pernah mempunyai
sifat qona'ah dalam hatinya, karena mereka merasa kekurangan terus
menerus dalam dirinya. Tetapi lain halnya dengan orang yang kaya
sebenarnya, ia selalu merasa puas terhadap apa yang didapatnya. Sehingga
akan selalu bersyukur. Nah...bagaimana denga kita..termasuk orang faqir
atau kayakah diri kita ini?? Hanya Alloh dan diri kita sendirilah yang
tahu..
Sifat qona'ah memanglah tidak semudah
apa yang kita bayangkan. Setan akan selalu menggoda manusia agar selalu
merasa tidak puas dan cukup akan pemberian rezeki dari Alloh SWT. Oleh
karena itu maka mulai dari sekarang mari kita sama-sama belajar untuk
menjadi insan yang qona'ah. Dengan sikap sabar dan selalu bersyukur
mudah -mudahan akan menumbuhkan sikap qona'ah dalam diri kita.
Dengan
sifat qona'ah akan menumbuhkan sikap ayng selalu bersyukur, sehingga
mudah baginya untuk berbagi kepada orang lain dan dapat menghilangkan
sikap serakah dan tamak. Mudah-mudahan kita diberikan jalan kemudahan
oleh Alloh SWT untuk dapat menjadi insan yang mempunyai sifat qona'ah.
Qanaah artinya merasa cukup terhadap pemberian rezeki dari Allah swt. Qona’ah adalah rela dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menghindari rasa tidak puas dalam menerima pemberian dari Allah swt. Dengan sikap inilah maka jiwa akan menjadi tentram dan terjauh dari sifat serakah atau tamak.
Lawan kata dari qanaah ini adalah tamak. Orang yang tamak selalu merasa kurang, walaupun dia sudah mendapatkan karunia dan rezeki dari Allah swt. Tamak identik dengan rakus, semuanya ingin dimiliki. Sudah mempunyai ini, ingin juga yang itu; sudah punya itu, masih ingin yang lain. Bahayanya apabila orang tamak tidak lagi memerhatikan yang halal maupun yang haram. Manfaat memiliki sikap Qanaah sebagai berikut:
Qanaah artinya merasa cukup terhadap pemberian rezeki dari Allah swt. Qona’ah adalah rela dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menghindari rasa tidak puas dalam menerima pemberian dari Allah swt. Dengan sikap inilah maka jiwa akan menjadi tentram dan terjauh dari sifat serakah atau tamak.
Lawan kata dari qanaah ini adalah tamak. Orang yang tamak selalu merasa kurang, walaupun dia sudah mendapatkan karunia dan rezeki dari Allah swt. Tamak identik dengan rakus, semuanya ingin dimiliki. Sudah mempunyai ini, ingin juga yang itu; sudah punya itu, masih ingin yang lain. Bahayanya apabila orang tamak tidak lagi memerhatikan yang halal maupun yang haram. Manfaat memiliki sikap Qanaah sebagai berikut:
1. Hidupnya selalu merasa lebih tenang dan tentram.
2. Menumbuhkan sikap optimis dalam setiap usaha
3. Tidak mudah berputus asa.
4. Mampu menjauhkan dari sikap hasud (iri) atas keberhasilan orang lain.
5. Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah.
6. Memiliki pola hidup sederhana. Tasamuh Menurut bahasa, Tasamuh artinya toleransi.
Menurut istilah saling menghargai antara
sesama manusia. Tasamuh atau toleransi ini sendiri merupakan salah satu
pilar dalam ajaran Islam. Agama Islam cinta damai dan mengajarkan
kedamaian. Bangsa Arab yang dulunya merupakan bangsa yang suka bertikai
antarkelompok, antarkabilah, dan antarsuku, dengan kedatangan Islam
mereka menjadi bangsa yang damai.
Kunci dari perdamaian itu adalah adanya kesadaran bertoleransi antarkelompok dan antarindividu. Dengan demikian, umat Islam yang benar-benar memahami ajarannya, tentu harus bersikap toleran, baik kepada saudara-saudaranya sesama Islam maupun kepada orang yang beragama selain Islam.(Byaz)
Redaksi@Suryajagad.Com
Kunci dari perdamaian itu adalah adanya kesadaran bertoleransi antarkelompok dan antarindividu. Dengan demikian, umat Islam yang benar-benar memahami ajarannya, tentu harus bersikap toleran, baik kepada saudara-saudaranya sesama Islam maupun kepada orang yang beragama selain Islam.(Byaz)
Redaksi@Suryajagad.Com
Posting Komentar