Suryajagad.com - Dikisahkan, suatu hari ada seorang
anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak
bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi
mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan
keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli
kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu
untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya
sendiri.
Hingga suatu hari, karena
ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi
perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat
melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.
"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus
Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda
menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman
yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat
keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"
Tanpa
mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak
menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh
kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu
ini. Jangan tumpah setelah itu kembalilah kemari".
Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak
lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah
sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi
batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"
Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat
apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya
akan pergi melihatnya."
Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan
kagum dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman."
tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si
Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di
dalam mangkok yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".
"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga.
Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis".
Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati".
Dapat membuat
kehidupan seimbang tentu akan mendatangkan keharmonisan dan kebahagiaan.
Namun bisa membuat kehidupan menjadi seimbang, itulah yang tidak mudah.
kita perlu
membutuhkan proses pematangan pikiran dan mental. Butuh pengorbanan,
perjuangan, dan pembelajaran terus menerus. Dan yang pasti, untuk
menjaga supaya tetap bisa hidup seimbang dan harmonis, ini bukan urusan 1
atau 2 bulan, bukan masalah 5 tahun atau 10 tahun, tetapi kita butuh
selama hidup.(Sumber )
Redaksi@Suryajagad.Com
Posting Komentar