Suryajagad.com
– “ Jangan tinggalkan apapun kecuali bekas telapak
kaki dan jangan mengambil apapun kecuali foto “
Itulah tulisan yang terpampang di salah satu pintu masuk ke Alas Purwo. Sebuah pesan kuat bagi siapapun agar turut menjaga kelestarian hutan yang berusia sangat tua di ujung timur Pulau Jawa. Memiliki luas sekitar 43.420 hektar, hutan ini terus dijaga dan dilindungi dari tangan-tangan keji perusak alam. Alas Purwo merupakan hutan tropis alami dan termasuk yang tertua di Pulau Jawa. Letak wilayah Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur hanya dibatasi Selat Bali untuk "menyapa" tetangganya Kabupaten Jembrana, di Provinsi Bali.
Itulah tulisan yang terpampang di salah satu pintu masuk ke Alas Purwo. Sebuah pesan kuat bagi siapapun agar turut menjaga kelestarian hutan yang berusia sangat tua di ujung timur Pulau Jawa. Memiliki luas sekitar 43.420 hektar, hutan ini terus dijaga dan dilindungi dari tangan-tangan keji perusak alam. Alas Purwo merupakan hutan tropis alami dan termasuk yang tertua di Pulau Jawa. Letak wilayah Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur hanya dibatasi Selat Bali untuk "menyapa" tetangganya Kabupaten Jembrana, di Provinsi Bali.
Posisi Kabupaten Banyuwangi hampir mirip dengan
Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sama-sama mengapit Provinsi
Bali yang sampai saat ini masih menjadi magnet kunjungan turis mancanegara.
Posisi ini sangat potensial untuk menarik turis dari Bali untuk mampir ke
Banyuwangi yang juga tak kalah indah. Lombok pun melakukan hal serupa.
Salah satunya Taman Nasional Alas Purwo dikenal
juga sebagai hutan hujan paling alami di Indonesia, bahkan mungkin di Asia. Di
Taman Nasional Alas Purwo, Anda dapat melihat banteng jawa, burung merak, babi
hutan, rusa, dan hewan lainnya termasuk harimau jawa.
Ada pepohonan menjulang berukuran besar dengan
umur ratusan tahun di sini. Pohon tersebut berdiameter rata-rata 30 cm dan
tinggi 10-15 meter. Tanaman yang berhasil diidentifikasikan hingga 2002 ada
sekitar 580 jenis. Anda akan menikmati indahnya hutan sawo kecik (manilkarakauki)
dan bumbu manggong yang dominan. Pohon lainnya adalah nyamplung (calophyllum
inophyllum), ketapang (terminalia cattapa), dan kepuh (stercullia
foetida)
Untuk memperkenalkan taman wisata Alas Purwo dan
tempat wisata lainnya ,pemerintah daerah Banyuwangi berupaya semaksimal mungkin
mendatangkan wisatawan baik dari dalam dan luar negeri, pelayanan transportasi
udara ikut menentukan. Kalau menuju Lombok, wisatawan bisa langsung terbang
dari Jakarta, Surabaya, Denpasar, bahkan menggunakan penerbangan langsung dari
Singapura, Malaysia dan Australia. Namun untuk menuju Banyuwangi, wisatawan
harus terbang ke Surabaya terlebih dahulu, lantas ganti pesawat melanjutkan
penerbangan ke Banyuwangi.
Lima tahun lalu, wisatawan yang hendak menuju Banyuwangi harus menempuh jalur darat dari Surabaya dengan waktu tempuh 7-8 jam atau dari Denpasar 3-4 jam. Untuk wisatawan yang memiliki waktu libur pendek, datang ke Banyuwangi sangat tidak efisien untuk berwisata. Namun sekarang, kendala waktu itu sudah dipangkas dengan penerbangan dari Surabaya-Banyuwangi sekitar 45 menit. (Wiwik)
Lima tahun lalu, wisatawan yang hendak menuju Banyuwangi harus menempuh jalur darat dari Surabaya dengan waktu tempuh 7-8 jam atau dari Denpasar 3-4 jam. Untuk wisatawan yang memiliki waktu libur pendek, datang ke Banyuwangi sangat tidak efisien untuk berwisata. Namun sekarang, kendala waktu itu sudah dipangkas dengan penerbangan dari Surabaya-Banyuwangi sekitar 45 menit. (Wiwik)
+ komentar + 2 komentar
Maksudnya JEJAK telapak kaki. Telapak kakinya jangan ditinggal, sakiittt.... :)
hehehehe maksudnya bekas telapak kakinya yg di tinggal bozzzzzzz............
Posting Komentar