Madiun-Sabtu (19/10/2013) sebanyak 50 lebih Kiyai dan Ulama’
Nahdliyyinseluruh Jawa Timur berkumpul di Lebak Ayu Sawahan Madiun tepatnya
dimasjid Sulaiman yang merupakan pusat Thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyah
pimpinan K.H Ngadiyin Anwar al mursyid. Pertemuan Ulama’ regional Jatim ini untuk
melakukan konsolidasi dan silaturrahmi sesama Ulama Nahdliyyin. Selain juga
melakukan musyawarah internal dalam rangka kebaikan dan kemaslahatan umat
terutama di Jawa Timur. Peran Kiyai dan Ulama Nahdliyin tidak diragukan lagi
merupakan garda paling depan dalam pembinaan akhlak & moral umat.
Seharusnya
semua pihak berterima kasih kepada perjuangan mereka yang tanpa pamrih ini. “Termasuk
peran Kiyai & Ulama Nahdliyyin adalah sebagai benteng pertahanan menangkal
paham “aneh-aneh” yang akhir-akhir ini menyerbu Jawa Timur”, begitu papar salah
satu panitia ketika diwawancarai media ini.
Perjuangan Chadrotussyyaikh Hasyim Asy’ari,K.H.
Wahab Chasbulloh, K.H. Bisyri Syansuri dan ulama besar lainnya harus tetap
murni dan harus tegas menentang non Ahlussunnah wal jama’ah, lanjutnya.
Selain agenda diatas acara ini juga akan dihadiri Gubernur Jawa Timur DR.H. Soekarwo dalam rangka peresmian Masjid Sulaiman yang telah usai direhab. Dilanjutkan dengan ceramah agama oleh KH. Duri Ashyari. Masjid ini dibangun ditengah kompleks pondok lansia sekaligus sebagai tempat para jamaah mendalami Thoriqoh.
Ditanya terpisah mengenai pondok lansia, KH Ngadiyyin dengan teduhnya menceritakan awal mula adanya para lansia ini. Dinsos Madiun dalam hal ini,mulai 2003 hingga sekarang menitipkan lebih kurang 30 orang lansia agar dibina dan diasuh disini. Hingga keperluan makan,kesehatan,syariat agama dan thoriqohnya semua diurus oleh Romo Yai Ngadiyin sementara pihak Dinsos Madiun terjadi inkonsistensi kepedulian terhadap mereka.
”Diopeni dewe yo, piye carane yo, dirampung-rampungke”,ujar Yai Ngadiyin. Hingga jumlahnya semakin berkurang dan sekarang tinggal 3-5 lansia, sisanya telah meninggal dunia. “Untung warga desa rela menerima lansia-lansia yang meninggal disini untuk dikubur dipemakaman warga”,lanjutnya. Seharusnya dinas terkait mulai tergerak dan berpartisipasi untuk masalah ini.
Melihat begitu tulusnya
perjuangan para Kiyai dan Ulama dalam membina umat,sudah semestinya seluruh
warga muslimin dan muslimat mulai menengok pendidikan pesantren untuk anak-anaknya.
Zaman terus berubah, tehnologi dan pengetahuan semakin canggih. Yang tidak
boleh berubah adalah akhlaqul karimah.
Bagaiamana menanamkan iman,taqwa, & akhlak mulia didada anak cucu kita?. Jawabnya hanya satu, masukkan kepesantren. Pesantren tetap relevan disegala zaman. Selain bekal agama yang kuat, ilmu pengetahuan yang luas akan didapat disana. Salah satu Kiyai yang hadir dalam pertemuan ini adalah putra KH A.Z. Arifin Khan sekaligus cucu KH Abdul Chamid Pasuruan KH M. Adam Arif Khan pengasuh Pon-Pes Modern Al-Arifin Denanyar Jombang
Bagaiamana menanamkan iman,taqwa, & akhlak mulia didada anak cucu kita?. Jawabnya hanya satu, masukkan kepesantren. Pesantren tetap relevan disegala zaman. Selain bekal agama yang kuat, ilmu pengetahuan yang luas akan didapat disana. Salah satu Kiyai yang hadir dalam pertemuan ini adalah putra KH A.Z. Arifin Khan sekaligus cucu KH Abdul Chamid Pasuruan KH M. Adam Arif Khan pengasuh Pon-Pes Modern Al-Arifin Denanyar Jombang
.(Anam)
Posting Komentar