CREW MEDIA ONLINE BYAZ SURYA DJAGAD YANG TIDAK MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISNYA AKAN DI HAPUS DARI DAFTAR ANGGOTA.
Home » » Makna Dan Filosofi Lagu Gundul-Gundul Pacul

Makna Dan Filosofi Lagu Gundul-Gundul Pacul

Written By Byaz.As on Sabtu, 05 April 2014 | 07.00


Suryajagad.com -  fenomenal lagu gundul gundul pacul, lagu ini sering di nyanyikan oleh anak anak jaman dulu dan di jaman sekarang sudah jarang anak-anak untuk menyanyikanya tergerus oleh lagu-lagu percintaan. Tentunya sebagian dari kita mengetahui lagu tersebut namun belum mengetahui makna dan filosofinya yang sangat luar biasa apalagi berkaitan tentang kepemimpinan. Lagu gundul gundul pacul di ciptakan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga sekitar tahun 1400 san. kurang lebih begini syairnya:

"gundul gundul pacul cul gembelengan
nyunggi nyunggi wakul kul gembelengan
wakul glempang segane dadi sak latar,"

makna filosofi lagu tersebut adalah :

Gundul
adalah kepala plonthos (Gundul tanpa rambut.)
Kepala adalah lambang kehormatan & kemuliaan seseorang.
Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala. Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota.

pacul
pacul adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. Pacul adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan adalah petani.

Gundul pacul
artinya bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa amanah rakyat.

Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas). Artinya bahwa kemuliaan seseorang akan sangat tergantung empat hal, yaitu :
1. MATA: digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
2. TELINGA: digunakan untuk mendengar nasehat dan kesusahan rakyatnya.
3. HIDUNG: digunakan untuk mencium kebaikan.
4. MULUT: digunakan untuk berkata- kata yang adil.

Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya.

GEMBELENGAN

gembelengan artinya besar kepala / sombong.seorang pemimpin hendaknya jangan sombong dengan kepemimpinanya.

Nyunggi wakul, gembelengan

Nyunggi wakul artinya membawa bakul (tempat nasi) di kepalanya.
ibarat seorang pemimpin yang lupa bahwa dia mengemban amanah dikepalanya.

Wakul adalah simbol kesejahteraan rakyat. Kekayaan serta, sumberdaya,adalah isinya.
Artinya bahwa kepala yang dia anggap kehormatannya berada sebenarnya masih di bawah bakul milik rakyat. karena kedudukannya tetap berada di bawah bakul rakyat.

Siapa yang lebih tinggi kedudukannya,pembawa bakul atau pemilik bakul?
Tentu saja pemilik bakul. Pembawa bakul hanyalah pembantu si pemiliknya. Banyak pemimpin yang masih gembelengan (melenggak lenggokkan kepala dengan sombong dan bermain-main). Akibatnya,Wakul ngglimpang segane dadi sak latar. Bakul terguling dan nasinya tumpah berserakan ke mana-mana .

Jika pemimpin gembelengan, maka sumber daya akan tumpah ke mana- mana.
Semua tak terdistribusi dengan baik. Nasi yang tumpah di tanah tak akan bisa dimakan lagi karena kotor. Maka gagallah tugasnya mengemban amanah rakyat.

Jadi Pemimpin Negeri ini coba telusuri dan simak filsafat dan arti tembang anak anak Jawa ini agar negeri kita bisa menjadi negeri yang selalu dinilai sebagai Tebaran Mutiara di Katulistiwa. Tongkat kayu berubah jadi tanaman serta Lautan adalah Kolam Susu yang semuanya digunakan untuk Kesejahteraan rakyatnya. Bukan untuk kepentingan individu maupun golongan. (Byaz)

Share this article :

Posting Komentar

 
Penerbit : PT CAKRA BUANA RAYA, Akta Nomor :Kep.Kemenkumham RI No : AHU-0067169.AH.01.09 TH 2009
Copyright © 2011. Surya Citra News.Com - All Rights Reserved
Template MAS TEMPLATE Website Created by BSDJ TV
Proudly powered by Byaz Surya Djagad